Ashin Jinarakkhita , Pelopor Bangkitnya Agama Buddha Di Indonesia


Categories :

Ashin JinarakkhitaAshin Jinarakkhita adalah salah satu sosok penting dalam perkembangan agama Buddha di Indonesia. Sosok Ashin Jinarakkhita sendiri disebut sebagai Biksu Buddha pertama di Indonesia setelah 500 tahun runtuhnya kerajaan Majapahit. Walau kini Indonesia adalah Negara yang sebagian besarnya pemeluk agama Islam, sebelum kedatangan Islam di abad ke 13 kepulauan Nusantara yang kini disebut Negara Kesatuan Republik Indonesia dulu sebagian besar memeluk agama Buddha.

Pada kemerdekaan Indonesia di tahun 1945, agama Buddha terkungkung dan hanya dipeluk oleh sebagian kecil minoritas imigran etnis China dan beberapa kelompok kecil yang mengasingkan diri dari zaman buddhis. Jinarakkhita (Sukong) secara luas dikenal https://www.tiket-pesawat-online.com hari ini sebagai tokoh yang meremajakan agama Buddha Indonesia yang terjadi pada tahun 1950’an dan 1960’an, beliau juga diakui keberadaannya oleh organisasi buddhis yang bukan bimbingannya.

Ashin Jinarakkhita , Si Bapak Buddhimse Modern Indonesia

Ashin Jinarakkhita

Agama Buddha di Indonesia hari ini terbentuk atas keberhasilan Sukong. Kiprahnya dalam pekerjaannya diwarnai oleh dua visi yang membuat penyajian Dharma unik: yaitu meng “Indonesia kan” Ajaran Buddha dan kebersatuan organisasi dari komunitas buddhis Indonesia.

Pada Juni 1953 ia ditahbiskan dalam tradisi Mahayana di Jakarta. Pembimbingnya menganjurkan agar ia belajar lebih lanjut di Myanmar, karena itu pada tahun yang sama ia masuk Sasana Yeiktha di Yangon untuk belajar meditasi satipatthana di bawah bimbingan Mahasi Sayadaw.

Pada tahun berikutnya ia ditahbiskan menjadi bhikkhu dan mengambil nama Stavira Ashin Jinarakkhita. Pada tahun 1955 ia kembali ke Jawa dan dengan kerja keras membangun kembali vihara-vihara dan biara-biara Buddhis.

The Boan An merupakan anak ketiga dari pasangan The Hong Gie dan Tan Sep Moy. Ayah Boan An, merupakan seorang wykmesster, atau semacam lurah untuk masa kini, sehingga di rumah Boan An sewaktu kecil sering kali didatangi oleh banyak orang untuk mengurusi berbagai surat-surat penting. Namun sayangnya, pada saat ia berumur 2 tahun, ibunya meninggal dunia, dan kemudian ayahnya menikahi adik dari Tan Sep Moy, yaitu Sep Nyie Moy yang menjadi ibu tiri untuk si kecil Boan An.

Pada saat duduk di sekolah dasar di HCS, Boan An tidak mendapatkan uang jajan dari orangtuanya sehingga ia bekerja sambilan untuk memperoleh uang jajan.

Ia menjadi tukang tagih utang untuk seorang dokter, dan mendapat persenan dari hasil tagihan tersebut. Meskipun demikian, Boan An bukanlah orang yang kasar, tetapi pemurah dan berhati lurus. Ia sering membagi-bagikan uang jajannya kepada teman-temannya yang lain dan sangat tidak suka mencuri barang orang lain. Pernah suatu hari, teman dekatnya, Anyi berniat untuk mencuri buah jambu dan dihentikan oleh Boan An dan mengatakan bahwa lebih baik ia memintanya daripada mencuri.

Ashin Jinarakkhita Diberi Penghargaan Mahaputra UtamaAshin Jinarakkhita

Pemerintah Republik Indonesia memberi penghargaan Bintang Mahaputra Utama kepada Mendiang Y.A. M.N.S. Ashin Jinarakkhita atas jasa-jasanya yang luar biasa terhadap Negara dan Bangsa Indonesia (Keppres R.I. Nomor 056/TK/Tahun 2005, ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Agustus 2005). Penghargaan tersebut disampaikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara pada tanggal 15 Agustus 2005 kepada Sangha Agung Indonesia yang diterima oleh Y.M. Jinadhammo, Mahathera selaku Anu Nayaka Theravada didampingi Y.M. Dharmavimala, Sthavira selaku Maha Lekhanadikari dan disaksikan oleh Y.M. Aryamaitri, Mahasthavira selaku Anu Nayaka Mahayana serta Y.M. Vajrasagara, Sthavira selaku Anu Nayaka Vajrayana.

Pemberian penghargaan ini bermula dari usulan yang disampaikan Ketua DPR RI Akbar Tandjung di hadapan umat Buddha saat beliau melayat ke Ekayana Buddhist Centre Jakarta Barat, tempat jenazah Mendiang Y.A. M.N.S. Ashin Jinarakkhita disemayamkan selama delapan hari (18-25 April 2002). Ketika Wakil Presiden RI Hamzah Haz datang melayat, Y.M. Aryamaitri, Sthavira Pimpinan Ekayana Buddhist Centre, menyampaikan usulan Ketua DPR RI tersebut. Wakil Presiden R.I. meminta agar usulan tersebut dapat diproses ke Sekretariat Negara.